Desain Modifikasi Motor Terbaik: www.otodesain.net

  • 09:26:56 am on May 28, 2012 | 4
    Tags: , , , , , , , , , , ,


    Halo bro…hmmm…artikel ini terinspirasi oleh artikel mbah yang baru terbit tentang dilema nama Honda Tiger yang bisa dibaca disini. Merek yang sudah kuat mengakar, apalagi sudah berumur sampai dua dekade memang sangat dilematis. Mau disuntik mati tapi merek itu sudah terlanjur terbentuk baik, melekat kuat di benak konsumen, dan gak mudah plus butuh waktu lama membangun merek sekuat itu. Tapi, mau dipertahankan juga dilematis, karena seringkali sebuah merek butuh penyegaran. Apalagi kalau produk yang bakal menyandang merek tersebut ‘agak berbeda’ dengan produk sebelumnya. Hmmm…memang merek yang kuat selalu dilematis. Di catacan ngobrolmotor, paling gak ada tiga contoh kasus di dunia otomotif Indonesia yang pernah mengalaminya….

    Toyota Kijang

    Yupsss….siapa yang gak kenal Kijang? Merek mobil ini sudah begitu mengakar kuat di konsumen Indonesia. Kijang sudah mengaspal di jalanan Indonesia sejak tahun 70an. Saat itu, kijang yang beredar dikenal sebagai Kijang Buaya atau Kijang Doyok. FYI aja bro…saat Kijang generasi awal diluncurkan, tuh mobil gak pake kunci pintu loooh…hehehe…jadi tahun 70an kayanya ga ada maling mobil :mrgreen:

    Seiring berjalannya waktu dan jaman, Toyota pasti ingin selalu memperbaiki dan menambah fitur Kijang. Termasuk bentuk Kijang yang sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Dan, dilema pemberian nama merek itupun muncul pada tahun 2004 saat Toyota meluncurkan Kijang Innova. Ane inget bener, saat itu embel-embel merek Kijang bahkan sempat ane tanyakan di kelas Perilaku Konsumen waktu ane kuliah dengan dosen pak Bayu Sutikno :mrgreen: Ah, malah jadi nostalgia….Tahun 2004, Toyota memutuskan tetap menggunakan merek Kijang (sampai saat ini), walaupun pada akhirnya nama Kijang hanya seperti embel-embel bagi merek Kijang Innova. Penyebutan Innova pun sekarang lebih familiar di telinga konsumen. So, bagi Toyota, solusi yang diambil adalah tetap menggunakan merek Kijang sebagai embel-embel Innova, tetapi lambat lain merek Innova lah yang diperkuat.

    Suzuki Shogun

    Hmmm….kasus ini masih hangat, dan masbro semua pasti masih ingat. Tahun 2011 Suzuki mencoba peruntungan dengan meluncurkan Axelo. Sebenarnya, Axelo ini adalah generasi dari Shogun. Keturunan generasi yang pernah membawa Suzuki menjadi nomor 2 di Indonesia. Dengan jasa Shogun yang sangat besar itu, plus kekuatan metek yang sudah terbentuk di benak konsumen, Suzuki tentu enggan untuk meninggalkan merek tersebut. Karena itu, Axelo tetap menggunakan merek Shogun di depannya, Shogun Axelo. Tapi sayang, sampai saat ini Axelo tidak bisa mewarisi kejayaan Shogun seperti masa lalu.

    RX King

    Hohoho…Kembali ke kasus lama bro…. RX King! Siapa sih yang gak tahu merek ini? Merek motor yang begitu legendaris sampai saat ini, bahkan setelah motor itu sudah gak diproduksi lagi. Yamaha gak pernah sekalipun tergiur untuk mengganti merek RX King. Hmmm….lalu pelajaran apa yang kita ambil dari ketiga kasus ini? Apa urusannya dengan Honda Tiger?

    Opini ngobrolmotor

    Apa sih yang sedang terjadi di AHM? Ane gak tahu pasti…tetapi yang jelas di mata ane yang terjadi adalah seperti ini:Honda Tiger memang memiliki merek dan basis komunitas yang sangat kuat. Tetapi, Tiger jelas-jelas membutuhkan penyegaran, baik dari bentuk bodi maupun mesin, sampai teknologi yang diusungnya. Yah, sama seperti Kijang di masa lalu lah. Selain itu, segmen 150cc saat ini lebih sexy dibandingkan segmen 200cc. AHM tentu butuh langkah strategis untuk dapat menciptakan keturunan Tiger yang sekuat pendahulunya.

    Belum lagi ngomongin tentang isu sasis trelis yang saat ini hanya AHM yang tahu persis apakah motor itu bakal jadi spesies baru atau menjadi penerus Honda Tiger. So, apa sebenarnya yang bisa dilakukan? DI mata ane sih praktis aja…Merek Tiger masih sangat bisa dan masih menguntungkan untuk tetap digunakan. Satu yang harus dipastikan oleh AHM adalah jangan sampai Tiger generasi baru teknologi, fitur dan desain nya gak sebaik Tiger generasi awal pada jamannya. Karena pada jamannya Tiger memang salah satu motor yang sangat menggebrak…berbeda dengan motor-motor kompetitornya. Dan ingat, merek yang legendaris pun bisa dengan mudah gak berarti dan cepat dilupakan konsumen apabila kualitas penerus merek tersebut gak sesuai dengan harapan konsumen!

    Bagaimana kalau AHM memang benar-benar merasa membutuhkan nama yang baru untuk Tiger? Hal ini bisa saja terjadi kalau Tiger baru mengalami revolusi besar-besaran, dari segi mesin, bodi sampai (mungkin) sasis. Apabila hal itu terjadi, maka value yang ditawarkan oleh AHM pada Tiger baru jauh lebih besar apabila hanya menggunakan nama Tiger. So, saat itulah AHM bisa menggunakan merek baru dengan ember-embel Tiger, misalnya Tiger XXX. Kedepannya, nama Tiger bisa dilengserkan sedikit demi sedikit dan berganti menjadi Honda XXX. Karena, harus diakui nama Tiger masih memiliki anchoring effect bagi konsumen.

    Anchoring is a term used in psychology to describe the tendency for people to over-rely on specific information when making decisions.

    Satu hal yang harus dihindari oleh AHM: jangan seperti RX King. Memang si Raja itu sangat legendaris, gak ada yang meragukannya. Tapi kenapa RX King gak membutuhkan nama baru selama 30 tahun perjuangannya? Karena Yamaha bisa dikatakan gak pernah merevolusi RX King secara radikal. Bentuk, mesin dan teknologinya bisa dikatakan sama. Kalaupun memang ada perubahan, yaahhh…sebatas perubahan kecil mengikuti kemajuan jaman, bukan melebihi kemajuan jaman. Dan RX King akhirnya berhenti produksi.

    Tetntu aja AHM dan pecinta Tiger gak mau Sang Macan bernasib seperti Sang Raja…

     

Comments

  • Hendri 11:50 am on May 28, 2012 | # | Reply

    Analisis nya om samidi emang T.O.P B.G.T dah…hee..hee

  • wardiyanto 2:02 pm on May 28, 2012 | # | Reply

    betul, tetap pakai nama depan tiger.

  • Yoshi 8:31 pm on May 28, 2012 | # | Reply

    Wah mantab bener nih analisanya.

  • Gogo 1:55 pm on May 29, 2012 | # | Reply

    kasus tranformasi Starlet k Yaris jg bs menjadi contoh, biarlah starlet menjadi legenda, dan yaris menjadi produk top ms kini


Tulis komentar aaahhh....